Malunya saya

Saya dilahirkan didalam sebuah keluarga yang besar. Ibu bapa saya tidaklah sekaya mana tapi masih mampu menyara hidup kami. Saya mempunyai 12 adik-beradik. Saya anak ke 8 dan sudah meningkat menjadi gadis sunti. Abang dan kakak saya semuanya berjaya dalam hidup mereka tetapi bila sampai turn saya, saya seolah-olah memalukan ibubapa saya. Apa boleh buat. Sebenarnya saya ni cacat, tak cantik dan hitam pulak tu. Dan lebih teruk lagi saya mempunyai penyakit malu yang amat sangat. Saya malu nak berhadapan dengan masyarakat, malu dengan adik beradik malah malu yang amat dengan mak abah. Memang malulah hidup saya nih. Hinggakan nak tengok muka saya di cermin pun malu yang amat. Kalau jalan saya pasti menunduk, menunjukkan malunya saya pada tahap kronik. Apatah lagi berhadapan masyarakat, rasa macam nak pakai topeng je. Tapi mak abah selalu marahkan saya, mereka kata saya tak mensyukuri nikmat tuhan. Tapi malu tu kan anugerah tuhan juga.

Disebabkan mak dan abah dah fedap, maka mereka merancang untuk mengahwinkan saya. Apa lagi, meraung la saya. Saya ni kan malu yang amat dasyat. Macam mana nak berhadapan dengan suami pulak nanti? Dah la saya cacat, hitam ditambahkan dengan sifat malu yang menebal, macam mana saya nak hadapi semua tu?

Hari ni saya nekad, saya musti berjumpa abah untuk menghalang perkahwinan saya. Apa nak jadi, jadilah!!

"Abah kan tahu yang saya ni malu nak berjumpa orang ramai. Lagi abah mahu saya kawin dengan orang lain. Abah tak berperasaan ke?" Tempik aku penuh semangat.

"Apa yang kau nak malukan sangat?" Tanya abah saya serius.
"Laaa.. abah tak nampak ke, saya ni kan ke cacat, hidung panjang, hitam pulak tu, gemuk lagi. Malu la saya macam ni." balas aku penuh keyakinan.

"Woi anak durhaka, kau tau tak kenapa hidung kau panjang, hitam dan gemuk, kau tau tak kenapa? Sebab kau tu tapir. Tapir memang la muka macam tu. Tapir atau nama saintifiknya cipan adalah spesis kau!! paham tak tapirrrrr!!!"

Lerr... tapir ke saya ni? Patut la saya malu amat sangat. Tapir rupanya saya ni. Ingatkan saya cacat semualajadi. Itulah dia kalau tak rajin menanya. Bodoh sungguh saya sampai ke tulang.

MORAL: kenalilah diri anda. Janganlah menapirkan diri anda walau dimana jua anda berada.

DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam.

Kerudungnya menagkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Dia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.

Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam “Silakan masuk”. Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, “Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.

“Apakah dosamu wahai wanita ayu?” tanya Nabi Musa a.s. terkejut. “Saya takut mengatakannya.”jawab wanita cantik. “Katakanlah jangan ragu-ragu!” desak Nabi Musa.Maka perempuan itupun terpatah bercerita, “Saya… telah berzina. “Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, “Dari perzinaan itu saya pun… lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya… cekik lehernya sampai… tewas,” ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, “Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!”… teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya.

Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya?Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya.

Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?” Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. “Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?”

” Ada !” jawab Jibril dengan tegas. “Dosa apakah itu?” tanya Musa kian penasaran.” Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina” . Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya.

Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya. (Dirujuk daripada buku 30 kisah teladan – KH Abdurrahman Arroisy

Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur’an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka’bah.

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan solat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub.Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

Wallahualam…

Tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran 104:105)

“Qul, Amantu bil-Lahi, tsumnas-taqim” Katakanlah! Aku percaya kepada Allah dan kemudian pegang teguhlah pendirian itu.

Free counter and web stats website counter